Sunday, December 23, 2012

Tips Menjaga Kesehatan dan Kebersihan Vagina


Daerah kewanitaan membutuhkan perawatan khusus setiap hari agar selalu terjaga kesehatan dan kebersihannya. Apa saja yang perlu diperhatikan dan dilakukan??? Silahkan ikuti tips menjaga kesehatan dan kebersihan vagina berikut ini :

1. Jaga tingkat keasamannya

Vagina memiliki tingkat keasaman/ pH alamiah 3,5. Pada tingkat keasaman ini vagina mengandung sejumlah bakteri baik yang melindungi dari infeksi. Penggunaan produk pembersih vagina seperti absolute, lactacyd, betadine hygine, sabun sirih dll yang terlalu sering dapat mengganggu tingkat keasaman alamiah dan berkurangnya bakteri yang baik sehingga justru dapat menimbulkan infeksi. Oleh karena itu cukup gunakan produk pembersih seminggu sekali dan saat menstruasi.

2. Lakukan seks aman
Praktekkan hubungan seks yang aman, yakni dengan tidak berganti-ganti pasangan atau selalu menggunakan kondom. Dengan melakukan hal ini maka kemungkinan terjangkit penyakit menular seksual seperti HIV, herpes genital, kutil genital, trichomoniasis dapat di minimalisir.

3. Segera mengobati infeksi
Ada tiga jenis infeksi vagina/ keputihan yang banyak diderita, yakni infeksi jamur, bacterial vaginosis, dan trichomoniasis. Ketiganya bisa diobati dengan obat oral atau topikal yang bisa didapatkan di dokter. Segera pergi ke dokter jika anda merasa ada ketidaknyamanan pada area intim tersebut.

4. Cukup lubrikasi
Lubrikasi atau pelumasan adalah hal yang penting pada saat penetrasi. Tanpa lubrikasi yang baik, kulit di labia dan vagina bisa mengalami iritasi, panas, bahkan terkelupas. Sebenarnya cairan lubrikasi akan muncul dengan alamiah jika seorang wanita mendapat perangsangan yang cukup, tetapi sebagian wanita terutama yang sudah menopause mengalami masalah kekeringan. Sebagai gantinya, gunakan lubrikasi buatan yang berbahan dasar air untuk menjaga kenyamanan dan kesehatan.

5. Usahakan vagina agar tidak lembab
Setelah buang air dan mandi, lap vagina dengan tissue atau handuk khusus. Segera ganti pakaian dalam jika basah. Ganti pembalut setiap 3-4 jam sekali saat haid. Saat sedang tidak haid, hindari menggunakan pantyliner karena akan meningkatkan kelembaban. Hilangkan rambut kelamin secara rutin karena rambut kelamin yang terlalu lebat akan membuat vagina menjadi lembab dan memicu pertumbuhan bakteri yang dapat menimbulkan infeksi

6. Perhatikan pemakaian pakaian dalam
Gunakan pakaian dalam berbahan katun dan berpori agar dapat menyerap keringat sehingga vagina selalu dalam kondisi bersih dan kering. Jenis bahan sintetis dan poliester seperti nylon dan model pakaian dalam tertentu dapat meningkatkan panas dan kelembaban sehingga memicu pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi. Hindari memakai celana dalam dan celana yang terlalu ketat. Hal ini membuat kulit sulit bernafas sehingga daerah kewanitaan menjadi sangat lembab.

7. Basuh dengan benar 
Untuk mencegah kontaminasi bakteri dari bagian anus ke vagina, selalu lakukan pembilasan dari arah depan ke belakang setelah kita buang air. Jika buang air di toilet umum perhatikan kebersihan airnya, jika ragu gunakan saja tissue yang sudah dibasahi dengan air kemasan. Biasakan untuk membersihkan vagina setiap mandi dan setelah melakukan hubungan seks.

8. Jangan gunakan bedak
Masih banyak kaum wanita yang menggunakan bedak di vaginanya, bahkan banyak orang tua yang melakukannya pada bayi perempuannya. Hal ini tidak dianjurkan karena dapat memicu timbulnya kanker indung telur.

9.Jangan langsung duduk di toilet umum
Bersihkan permukaan toilet sebelum duduk untuk mencegah tertular infeksi vagina dari pemakai toilet sebelumnya. Jangan menyiram toilet ketika anda masih duduk di sana, karena bakteri dan kuman dari toilet "terbang" saat melakukannya. 

10. Lakukan pemeriksaan secara teratur
Setiap wanita disarankan untuk melakukan pemeriksaan ginekologi sejak usia 21 tahun atau dalam periode tiga tahun setelah aktif secara seksual agar penyakit dan kelainan yang dapat mengganggu kesehatan vagina dan organ reproduksi dapat terdeteksi sejak dini.

0 komentar:

Post a Comment