Monday, December 5, 2011

AIDS & HIV


HIV ( Human Immunodeficiency Virus ) adalah virus yang dapat menyebabkan melemahnya atau rusaknya sistem kekebalan tubuh pada manusia. Virus HIV biasanya terdapat dalam cairan tubuh penderitanya seperti darah, cairan sperma atau cairan vagina, ASI.

Sedangkan AIDS ( Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem  kekebalan tubuh seseorang akibat infeksi virus HIV.
Ada beberapa tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:

 * Tahap 1: Periode Jendela ( 2 minggu - 6 bulan )
- HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah
- Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini

* Tahap 2: HIV Positif ( tanpa gejala, rata-rata selama 5-10 tahun )
- HIV berkembang biak dalam tubuh
- Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV
- Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun tetapi di negara berkembang lebih pendek)

* Tahap 3: HIV Positif ( muncul gejala, umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan )
- Sistem kekebalan tubuh semakin turun
- Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll

* Tahap 4: AIDS
- Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
- berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah

Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum terjadi):

Gejala Mayor :
- Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
- Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
- Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
- Demensia/ HIV ensefalopati

Gejala Minor :
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Dermatitis generalisata
- Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang
- Kandidias orofaringeal
- Herpes simpleks kronis progresif
- Limfadenopati generalisata
- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
- Retinitis virus sitomegalo

Cara Penularan HIV :
- Melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam / membran mukosa atau darah dengan penderita HIV
- Melalui hubungan intim ( vaginal, anal, maupun oral ) dengan penderita HIV
- Pemakaian jarum suntik/alat tajam lainnya secara bersama-sama antara penderita HIV dan bukan penderita
- Antara ibu penderita HIV ke bayinya selama kehamilan, bersalin dan menyusui
- Melalui transfusi darah yang mengandung HIV

Tips Untuk Mencegah Tertular HIV :
- Jangan lakukan seks bebas.
- Jangan berganti-ganti pasangan seks.
- Minta pasangan anda juga untuk tidak berganti-ganti pasangan seks.
- Selalu gunakan kondom apabila melakukan hubungan seks dengan orang yang tidak diketahui secara pasti kondisi kesehatannya.
- Jangan gunakan kondom yang telah kadaluarsa, yang penyimpanannya tidak baik, terkena panas matahari, terlalu lama disimpan di dompet. Perhatikan cara pemasangan dan pelepasan kondom.
- Jangan gunakan secara bersama-sama jarum suntik, jarum tato, jarum tindik, pisau cukur, alat manikure-pedikure.
- Bila hendak menjalani transfusi darah selalu pastikan bahwa darah tersebut telah di screnning oleh PMI dan dinyatakan bebas dari virus HIV.
- Untuk mencegah penularan kepada bayi dari ibu hamil yang positiv HIV, dibawah pengawasan dokter dapat diberikan obat ARV selama masa kehamilan atau pada saat proses melahirkan. Demikian juga pada bayinya dapat diberikan satu dosis ARV dalam waktu 72 jam setelah dilahirkan.
- Hindari pemberian ASI kepada bayi dari ibu yang terinfeksi HIV.
Sumber : www.aids-ina.org

0 komentar:

Post a Comment